Sabtu, 13 Juni 2009

ITB Cultural Tour 2009















Setelah 9 Mei lalu sukses mengadakan Pre-Competition Choir Concert di Aula Barat ITB, Bandung, kali ini 12 Juni 2009, ITB Student Choir, atau Paduan Suara Mahasiswa ITB mengadakan acara serupa dengan tajuk yang sama di Usmar Ismail Hall, Jakarta. Acara ini merupakan rangkaian dari ITB Cultural Tour 2009 yang selanjutnya akan diadakan di berbagai negara, diantaranya tanggal 5 Juli nanti di Czech Republik, 9-15 Juli di Italy, 16-20 Juli di Spanyol dan 21-27 Juli di Perancis.

Acara yang dimulai sejak pukul 19.30 ini cukup memuaskan penonton yang datang. Dengan penampilan pembukaan yang dipimpin oleh, Indra Listiyanto, anak-anak paduan suara ITB terlihat bersemangat menyanyikan lagu “Kita Ciptakan Kemerdekaan” yang memang sudah menjadi “Theme Song-nya” paduan suara ITB sejak tahun 1959. Alunan Sopran, Alto, Tenor dan Bass dari Choirsters ITB terdengar sangat merdu di telinga. Saya sendiri yang memang kurang mengerti paduan suara ikut menikmati lagu. Suasana Usmar Ismail Hall sangat hening saat sang Conductor mengetukan tongkat entah-apanya-itu ke stand yang menyangga rangkaian notes berisikan kunci nada, dan “Kita Ciptakan Kemerdekaan” pun di kumandangkan, terasa tergerak hati Saya ketika lirik terakhir di nyanyikan.

“Kita ciptakan kemerdekaan, keyakinan teguh yang tak bertara, hakikat harapan yang berdebur mengalir dalam jantung kita.”

Wow, sungguh lirik yang (menurut Saya) ditujukan untuk kita kaum muda sebagai penerus perjuangan bangsa, apalagi jika dinyanyikan dengan sempurna seperti itu. Sangat menyentuh! Acara malam tadi, diadakan dua sesi, dan di selipkan The Concert di tengahnya, yang diantara lain Paduan Suara Mahasiswa ITB membawakan 3 buah lagu, water night, Jokpiniana No.1 yaitu sebuah lagu ciptaan Joko Pinurbo dan Karimata Nu Kuicha.

Tiket masuk seharga Rp.200.000,- untuk kelas VVIP yang Saya beli terasa tidak rugi dan memuaskan Saya sebagai penikmat musik, dan Saya yakin penonton yang datang malam tadi sangat terhibur oleh penampilan Paduan Suara Mahasiswa ITB yang tampil elegan dengan balutan busana merah muda untuk wanita, dan hitam untuk pria, ditambah (gosipnya) Usmar Ismail Hall, Jakarta merupakan Hall yang mempunyai struktur bangunan yang mendukung gaung suara yang baik. So, bagi kalian yang ingin menyaksikan acara ITB Cultural Tour 2009, sayang sekali kawan. Acara malam tadi adalah penampilan terakhir mereka di Indonesia, jadi Kalian harus berangkat ke 4 Negara yang Saya sebutkan di atas. Itung-itung sekalian liburan lah..

Ulang Tahun ke-24 Mustang 88 FM

Crowd

Ran

Marcel

Seventeen

Mahadewi

21st night

Tepat pada 1 Mei 2009, salah satu saluran radio yang terkenal di Jakarta, MUSTANG 88 FM, merayakan hari jadi mereka ke-24. Sebagai bentuk rasa syukur atas eksistensi mereka hingga saat ini, Mustang Fm merayakan ultah secara besar-besaran di Hard Rock Cafe, Jakarta 8 Mei lalu dengan mengadakan acara musik.

Band- band top tanah air, seperti Zigas, Kuburan Band, Mahadewi, Twentyfirst Night, Maliq & D’Essentials, Seventeen, Marcell, RAN hingga Kerispatih jadi daya tarik terbesar acara ultah ini. Walaupun Saya datang telat, namun kemeriahan acara masih bisa Saya rasakan. Banyaknya pendengar setia Mustang Fm yang datang menambah semarak suasana malam itu. Penonton pun turut bernyanyi saat Seventeen dan Marcell menyanyikan hit mereka, Selalu Mengalah dan Firasat.

Acara yang dipandu oleh para penyiar Mustang Fm ini terasa sangat atraktif, karena banyak melibatkan penonton didalamnya, diantaranya dengan adanya kuis-kuis dengan hadiah menarik yang diselipkan pertanyaan sekitar Mustang Fm. Walaupun malam semakin larut, tidak menyurutkan semangat penonton yang hadir untuk menyaksikan acara sampai habis. Puncaknya, seluruh isi Hard Rock Cafe ikutan bergoyang saat RAN membawakan lagu Tunjukkan Cintamu. Khususnya para ABG, ikut bernyanyi bersama RAN yang tampil total malam itu dengan pakaian rapi-jali khas mereka. Pokoknya, selamat ulang tahun deh untuk Mustang Fm dan sukses selalu!

WELCOME BACK, FRIENDS OF MINE!









Setelah mati suri selama hampir setahun, akhirnya Isan, Mario, Anom, Junas dan Mario yang tergabung dalam band Friends Of Mine (FOM) balik lagi! Selain sedang dalam proses pembuatan album kedua, band beraliran pop punk ini juga membuat “Friends Of Mine Comeback Show” 30 mei lalu di Prost kafe, kemang, Jakarta.

Penampilan dari Off The Fallen, Muvann, 2 Step North sampai Back Alley, Acara dilanjutkan dengan penampilan beberapa band import seperti Daarchlea (Malaysia) dan For Better Endings (Singapura). Saya ingin berkomentar soal For Better Endings, band Emo asal Singapura ini tampil sangat maksimal malam itu, dengan membawakan 5 buah lagu mereka tampak sangat menguasai stage yang sangat kecil (maklumlah, acara di kafe) dan yang paling gila gitarisnya cewek, man!

Setelah itu, band yang juga beraliran Emo dari Ibukota tampil, Killed By Butterfly! Empat cowok sangar yang salah satu personilnya ada anak dari alm. Sophan Sophiaan sukses menghibur puluhan anak muda penikmat musik keras malam itu. Suasana makin memanas setelah band yang ditunggu naik ke stage, apalagi kalau bukan Friends Of Mine! Mereka langsung mengguncang pengunjung dengan sederet lagu mereka seperti The Day I Felt Alone, Drama, dan Dalam Tenang.

Uniknya, dalam acara itu FOM juga membawakan medley lagu milik Matchbook Romance dan meng-cover ulang Apologize dari One Republic. Mengutip kalimat dari FOM, “This is just the (new) beginning. It will be great journey and we're ready!” Oke deh, ditunggu album barunya!

Kamis, 11 Juni 2009

Air dan Minyak Bersatu Dalam Titik Api

Pada tahun 1976, ketenangan musik Indonesia diganggu dengan munculnya sebuah album fenomenal dari Harry Roesla dan kawan-kawan yang berjudul “Titik Api”. Album ini merepresentasikan kedigdayaan dan kejayaan musik dan kesenian Indonesia. penggabungan musik diatonik dan pentatonik menjadi suatu hal yang tidak lazim. Dicerca, dimaki, dikutuk pada masa itu adalah makanan sehari-hari sang pencipta Titik Api.

33 tahun berlalu, Titik Api menjelma menjadi sebuah karya masterpieces Harry Roesli. Menjadi sebuah legenda dalam kenangan, menjadi panutan persandingan modern dan kontemporer yang selaras, serasi dan enak didengar.

Anak-anak muda yang mengusung semangat Harry Roesli dalam berkarya dan melakukan seni merangcang sebuah acara persembahan bagi Titik Api. Acara yang bertempat di Sabuga (Sasana Budaya Ganesha) pada hari Jumat 5 Juni 2009 kemarin ini di selenggaran oleh Rumah Musik Harry Roesli (RMHR).

Acara berjalan dnegan sangat meriah, selain diisi oleh belasan siswa RMHR, acara ini juga di meriahkan oleh Ipang, Dira, Netta, Trie Utami, Candil, Rama Jaque Mate, Ary Juliant. Acara berlangsung daru pukul 8 malam hingga pukul 10. Klimaks acara dilengkapi dengan nyanyian dari Harry Roesli tentang Indonesia dalam lagunya “Jangan Menangis Indonesia”.

Untuk acara ini sendiri, pihak RMHR mengaku tidak menyediakan tiket melainkan undangan. Selain teman lama Harry Roesli, mereka juga mengungdang kalangan mahasiswa yang kebanyakan berkuliah di jurusan musik. Sebagian mahasiswa terlihat sangat antusias menyaksikan pagelaran musik ini, sebagian dari mereka datang dan sekalian mengerjakan tugas kuliah.

Acara ini menjawab semua kerguan tentang RMHR selepas ditinggal almarhum Harry Roesli. Dikejauhan setelah acara selesai, anak-anak muda terlihat begitu bersemangat terbakar pesan yang disampaikan Harry Roesli melalui teman-teman yang ada di Titik Api tentang kesenian dan kebudayaan Indonesia.

Sepertinya acara seperi ini harus diselenggarakan secara berkala agar krisis kebudayaan yang terjadi di Indonesia dapat dikikis secara perlahan, terutama dikalangan anak muda Indonesia sekarang.

Sumber :
www.youtube.com

Rabu, 10 Juni 2009

Save Our Rumentang Siang : Aksi Sebelas Band Menyuarakan Kepedulian


Rumentang Siang, gedung kesenian bekas gedung bioskop Rivoli yang terletak di Jalan Baranang Siang No. 2 ini merupakan gedung bersejarah yang sudah melahirkan banyak talenta berbakat yang berasal dari kota Bandung. Gedung ini pertama kali diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat, Solihin GP pada tahun 1975. Pada masa itu, gedung kesenian yang baru ada hanya gedung Yayasan Pusat kebudayaan (YPK).


Sekarang, Rumentang Siang sudah sangat kusam, tidak lagi mewah dan megah berdiri kokoh seperti dulu. Gedung ini sudah menjadi saksi bisu perkembangan jaman. Namun, semangat musisi muda sekarang tidak sekusam gedung Rumentang Siang itu sendiri. Mereka mencoba untuk kembali memberikan darah seni segar yang telah lama tidak diminum gedung tersebut dengan mengadakan acara musik yang bertajuk "Save Our Rumentang Siang", sebuah acara musik bertabur bintang Indie yang diadakan pada hari Sabtu, 23 Mei 2009.


Acara yang dimulai pada pukul 2 siang ini mematok harga tiket masuk 30 ribu rupiah, sebuah harga yang pantas menurut saya untuk melihat penampilan apik performances yang tampil. Income tiket tersebut juga nantinya akan diamalkan untuk membangun kembali Rumentang Siang.

Tepat di panggung utama Rumentang Siang, 11 band indie dari kota Bandung dan Jakarta memainkan alunan musik mereka secara bergantian. 7 band berasal dari Bandung dan 4 band dari Jakarta. Pure Saturday, The Milo, Vincent Vega, Cascade, Angsa dan Serigala dan Cuts merupakan band-band dari Bandung yang ikut menyegarkan kembali Rumentang Siang. Selain itu, acara ini juga ikut dimeriahkan oleh Gita dan Four string quartet yang mengiringi band-band yang tampil menghibur kurang lebih 600 orang yang memadati Rumentang Siang pada hari itu.


Acara yang disponsori OZ Radio Bandung ini berjalan lancar tanpa ada gangguan berarti. Penampilan 11 band indie yang disokong dengan sound yang baik membuat semua pengunjung merasa puas. Top performence pada acara itu saya nobatkan kepada Cascade yang mampu menyihir ratusan pasang mata dengan lagu dan aksi mereka yang calm dan cool.


Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kota Bandung juga mendukung diadakannya acara-cara seperti ini karena dapat membuat masyarakat kota Bandung perduli terhadap peninggalan-peninggalan bersejarah. Mereka berharap kedepannya semakin banyak acara musik yang mengusung kepedulian terhadap lingkungan sekitar.


Semoga acara ini dapat membuka mata kita akan pentingnya sebuah sejarah, agar kita dapat menghargai dan peduli terhadap sejarah tersebut. And the last but not least, ketika acara sudah sampai puncaknya, ratusan pengunjung keluar dengan tertib dengan senyuman puas di setiap raut wajah mereka.



Foto : Gedung Rumentang Siang, Cascade


Cascade : Hypnotizer live at Rumentang Siang




Sumber:
www.yotube.com

Mocca : First International Korean Tours

Detak jantung saya lebih cepat ketika melihat penampilan apik Mocca di kantor Detik.com pada hari Jum’at, 5 Juni 2009. Ketika itu, hanya sebagian kecil fans yang hadir. Hal ini memang disengaja oleh pihak penyelenggara karena acara ini hanya merupakan persiapan Mocca untuk berangkat menjalani konser tunggal internasional mereka yang pertama di Korea. Wow! begitu saya mendengar hal tersebut, tingkat kekaguman saya kepada Mocca pun semakin bertambah.

Konser tunggal Mocca yang pertama kali di Korea Selatan ini akan berlangsung pada tanggal 21 Juni 2009. Konser yang rencananya akan berlangsung di Mapo Art Center ini membuat fans Mocca di Korea sudah tidak sabar untuk menunggu. Hal ini tercermin di beberapa Blog Mocca dan halaman Myspace Mocca yang dipenuhi dengan komentar para fans dari Korea yang sudah tidak sabar melihat penampilan Band asal kota Bandung ini.

Seperti di katakan pihak Mocca pada konferensi pers sekaligus persiapan rangkaian tur internasional Mocca ke Korea tersebut, Mocca akan segera berangkat ke negeri ginseng Korea untuk menggelar konser tunggal internasional pertama mereka di Seoul pada tanggal 16 Juni 2009 dan kembali ke tanah air pada tanggal 22 Juni 2009.

Selain menggelar konser tunggal, Mocca juga akan menjalani tur media baik ke beberapa radio dan televisi, antara lain KBS (Korean Broadcasting System), SBS (Seoul Broadcasting System), MBC (Munhwa Broadcasting Corporation), EBS (Educational Broadcasitng System), dan Kyungin Radio.

Bahkan pihak penyelenggara dari Master Plan dan Beatball Records pun akan memberi kesempatan selama satu hari bagi para penggemar Mocca di Korea Selatan yang ingin mendapatkan tanda tangan dalam sebuah sesi khusus yang akan dilaksanakan di Gwangwhamoon Kyobo Hottrack (CD mall).

Wow, betapa bangganya kita sebagai warga kota Bandung dapat mendengar dan menyaksikan band asal kota Bandung ini tampil internasional menghibur bangsa lain di negeri yang sudah sangat terkenal sebagai salah satu pilar perekonomian di Asia.

Well, semoga gebrakan Mocca ini dapat membangkitkan selera musik dan semangat band-band lain terutama yang ada di kota Bandung agar dapat berprestasi lebih baik lagi dari Mocca.














Mocca
: Band Indie asal kota Bandung yang sudah Go International. Anehnya, walaupun sudah terkenal di luar negeri. masih banyak orang Indonesia yang tidak tahu Mocca.

Such a weird circumstances dude!

Mocca : The Best Thing Live at EBSTV 2



Link :
www.youtube.com